Istilah Organik menyiratkan bahwa cabang ilmu kimia ini berkaitan dengan organisme, atau mahluk hidup. Semula, definisi tersebut memang benar. Bertahun-tahun yang lalu, kimiawan menghabiskan banyak waktu untuk mengekstraksi, memurnikan dan menganalisis zat dari hewan dan tumbuhan. Mereka termotivasi oleh keingintahuan tentang materi hidup dan juga oleh keinginan untuk memperoleh bahan obat-obatan, zat pewarna dan produk berguna lainnya dari alam.
Menjadi jelas bahwa sebagian besar senyawa dalam mahluk tak hidup seperti mineral sangat berbeda dalam beberapa segi dibandingkan dengan senyawa yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Karbon, nitrogen, oksigen dan hidrogen banyak ditemui dalam materi hidup, dan kadang-kadang sulfur dan posfor. Pada dasarnya karbon selalu ada. Fakta ini memunculkan definisi baru bahwa pada dasarnya Kimia Organik adalah kimia mengenai senyawa karbon. Definisi ini memperluas ruang lingkup kimia, tidak saja meliputi senyawa dari alam, tetapi juga sintetik, yaitu senyawa yang direkacipta oleh kimiawan organik dan dibuat di laboratorium mereka.
Kimiawan dulu berpikir bahwa senyawa organik tidak bisa disintesis karena mereka yakin bahwa senyawa yang berasal dari mahluk hidup mempunyai gaya vital (vital force) atau dibahasakan dalam bahasa awam adalah ‘gaya gaib’ yang membuat hidup. Paham seperti ini hidup ratusan tahun lalu dan disebut sebagai vitalisme. Pemahaman ini buyar ketika secara tidak sengaja kimiawan Jerman Friedrich Woehler menemukan cara membuat urea (senyawa yang terdapat dalam urine) dengan memanaskan zat anorganik (atau mineral) amonium sianat. Ia sangat gembira dengan hasilnya, serta merta menyurati gurunya, kimiawan Swedia Jacob Berzellius salah seorang yang menolak teori vitalisme, tulisnya: “saya dapat membuat urea tanpa memerlukan ginjal, bahkan tanpa hewan sekalipun, baik manusia atau anjing.” Percobaan ini dan percobaan serupa lainnya perlahan-lahan mematahkan teori gaya vital dan membuka jalan bagi kimia organik sintetik modern.
Dan apa pula sintesis itu? Sintesis biasanya terdiri atas penyatuan beberapa molekul yang mengandung molekul relatif sederhana dan kecil membentuk molekul yang lebih rumit dan lebih besar. Nah, bagaimana caranya? Untuk membuat susunan atom yang lebih banyak dari bahan atom yang lebih sedikit, artinya kita harus tahu cara memecah ikatan atom dan bagaimana menyusunnya kembali. Oleh karena itu, syaratnya adalah kita harus tahu tentang ikatan kimia. Pembuatan urea oleh Wohler memang kebetulan, tapi sintesis jauh lebih efektif jika dikerjakan dengan cara terkendali dan rasional, sehingga ketika semua atom sudah disusun, atom-atom tersebut akan tertaut satu sama lain dengan cara yang benar dan menghasilkan produk yang diinginkan. Pemutusan dan penyatuan atom berlangsung selama reaksi kimia. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa mempelajari Kimia Organik adalah mempelajari banyak reaksi yang dapat digunakan untuk membuat ikatan baru dan dengan demikian akan berguna bagi sintesis.
Saat ini jumlah senyawa organik yang telah disintesis dalam laboratorium penelitian jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah yang diisolasi dari alam. Alasan kenapa mensintesis molekul begitu sangat penting adalah:
- Penting untuk mensintesis produk alam di Lab agar zat itu banyak tersedia dengan harga lebih murah dibandingkan jika senyawa itu harus diekstraksi dari sumber alamnya. Beberapa contoh senyawa yang dulu diisolasi dari alam tapi sekarang diproduksi secara sintetik adalah vitamin, asam amino, zat pewarna dan kamper.
- Menciptakan zat baru yang mungkin memiliki sifat baru dan berguna. Serat sintetik seperti nilon, misalnya, memiliki sifat lebih unggul daripada sutera, kapas atau rami. Kebanyakan obat tergolong sintetik (aspirin, ibuprofen, novocain).
- Kadang-kadang kimiawan organik mensintesis senyawa baru untuk menguji teori kimia.
Berdasarkan pemaparan diatas, sedikitnya dapat membuka pandangan mengenai kimia organik sehingga para kimiawan bisa berpikir dua kali menjadikan Kimia Organik sebagai ‘kokojo’. Juga untuk mahasiswa yang akan melakukan tugas akhir, mana yang lebih mereka suka, anorganik, fisik atau organik? Ini bukan berarti para kimiawan harus memilih satu bidang saja, menurut saya sebaiknya semua bidang dapat dikuasai karena satu sama lain berkaitan. Tapi, dipikir-pikir kimia organik memang cukup emmhh… challenging alias ‘ngutrek’. (wd)
Comments